- Ukuran berat Dinar Abdul Malik bin Marwan itu dibuat dengan mengacu pada Solidus, mata uang Romawi Byzantium yang lazim beredar saat itu, bukan dibuat dengan mengacu pada standar Mitsqol yang lazim digunakan pada zaman Nabi.
- Dinar dan Dirham yang beredar di jazirah Arab berasal dari Romawi dan Persia yang dibawa oleh pedagang Arab yang berdagang dari Syam (dibawah pengaruh Romawi) dan Yaman (dibawah pengaruh Persia).
- Bangsa Arab terutama berdagang secara barter. Dan tidak pernah membuat mata uangnya sendiri kecuali tukar menukar dengan garam atau kulit onta, jika itu bisa disebut sebagai mata uang.
- Pemerintahan Islam yang kemudian berkuasa, hanya sekedar melanjutkan tradisi Dinar dan Dirham dan tidak mempermasalahkan Dinar dan Dirham yang dicetak Romawi dan Persia.
- Nabi Muhammad menstandarkan tiga jenis Dirham yang beredar saat itu menjadi satu jenis Dirham saja yaitu Dirham 14 qirat.
- Umar bin Khattab menegaskan timbangan berat emas dan perak, 7 Dinar beratnya setara 10 Dirham.
- Satu Dinar adalah setara dengan satu Mitsqol dan setara dengan 72 gandum potong ujung.
- Dinar pertama dari Pemerintahan Islam baru lahir pada pemerintahan Abdul Malik bin Marwan kurang lebih 50 tahun setelah wafat Rasullullah.
- Berat Dinar modern 4,25 gr dibuat mengacu pada standar berat Dinar Abdul Malik bin Marwan. Didasarkan dari penimbangan berat Dinar Abdul Malik yang tersimpan di Museum London.
- Tidak ada jaminan bahwa Dinar Abdul Malik ini memiliki berat yang sama dengan Dinar yang beredar pada zaman Nabi, kecuali hanyalah dugaan yang masih bisa diperdebatkan.
Kajian Pustaka
Randi Sandiya Permana. 2012. http://fimadani.com/mengenal-sejarah-dinar-dan-dirham/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar