Kamis, 06 Desember 2012

Danamon Syariah

Oleh : Nur Laili
Ekonomi Islam Fakultas Agama Islam Yudharta Pasuruan



A customer uses a Bank Danamon Indonesia automated teller machine (ATM) at a branch in Jakarta, Indonesia, on Tuesday, April 10, 2012. Danamon Syariah is aiming to finance up to Rp 150 billion ($15.6 million) of gold purchases by the end of this year. (Bloomberg Photo/Dimas Ardian) Danamon Syariah, the Islamic banking unit of Bank Danamon Indonesia, is hoping its customers have an appetite for gold, launching a new Shariah-compliant ownership financing product for the precious metal on Thursday in an attempt to boost its assets.

Danamon Syariah is aiming to finance up to Rp 150 billion ($15.6 million) of gold purchases by the end of this xear, bringing its total gold-backed portfolio to Rp 400 billion. The move is also part of the lender’s move to become a stand-alone Shariah-compliant bank in 2014.

Danamon Syariah currently has a gold pawn product, which was valued at Rp 125 billion at the end of September, more than double what it was a year earlier.

The new product will allow Indonesian customers to buy gold from any supplier, with Danamon Syariah paying up front and customers repaying the lender in installment plans that span up to five years. The gold is placed at the lender and will be owned by the customer at the completion of the payment plan.

“We are confident with the prospects,” said M. Budi Utomo, executive vice president of Shariah gold solutions at Bank Danamon. “We are among the first to introduce this product.”

The unit is seeking to expand its assets in preparation for its break from Bank Danamon in 2014, Budi said.

Danamon Syariah’s assets rose to Rp 1.6 trillion as of September, up 45 percent from a year earlier. Budi said the gold-backed assets would comprise 18 to 20 percent of the unit’s total assets by the end of this year.



Daftar Pustaka
2012. http://www.thejakartaglobe.com/business/danamon-syariah-goes-for-gold/551056

Logo Mandiri Syariah

Oleh : Nur Laili
Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Yudharta Pasuruan







Sejarah
Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah  sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
 
Daftar Pustaka
2012. http://tutorial-sorong.blogspot.com/2012/08/logo-bank-mandiri-syariah.html